Pelatihan Internal untuk Guru SMA IMBS Yogyakarta: Penerapan Disiplin Positif dalam Pendidikan
Pelatihan Internal untuk Guru SMA IMBS Yogyakarta: Penerapan Disiplin Positif dalam Pendidikan

SMA Insan Mulia Boarding School (IMBS) Yogyakarta mengadakan pelatihan internal/In-House Training (IHT) yang diikuti oleh 28 peserta, termasuk guru, staf, dan pamong, pada Selasa, 17 Desember 2024. Acara ini menghadirkan narasumber dari Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Kabupaten Sleman, Hidayatus Sholihah, M.Sos.
Tujuan dari IHT ini yaitu untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak dengan mencegah bullying dan kekerasan, sejalan dengan program Pemerintah Kota Yogyakarta dan Provinsi DIY menuju kota layak anak. Salah satu indikatornya adalah peran satuan pendidikan, baik sekolah umum maupun pondok pesantren.
Hidayatus Sholihah menjelaskan bahwa terdapat dua langkah penting yang harus dilakukan: pencegahan dan respons terhadap kekerasan. “Guru perlu memberikan respons yang tepat agar penanganan lebih efektif dan tepat sasaran. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan pendekatan disiplin positif,” ujarnya.

Pendekatan disiplin positif memungkinkan individu untuk memahami dan mengontrol perilaku mereka dengan kesadaran serta tanggung jawab. “Dengan kata lain, disiplin berjalan meskipun tanpa adanya pengawasan. Sehingga tugas guru bukan mendisiplinkan, namun memberikan kesadaran akan efek dari perilaku siswa,” tambahnya.
Hidayatus juga memaparkan enam aspek dalam pendekatan disiplin positif: memahami perilaku anak dan latar belakangnya, menerapkan saling menghormati, menemukan sebab-akibat, menerapkan konsekuensi logis, mengenali solusi, dan pendampingan efektif.
Dalam disiplin positif, dorongan dan penguatan digunakan sebagai pengganti sistem reward and punishment. “Prinsip memberikan dorongan dan penguatan positif antara lain: memberikan pujian pada pencapaian yang nyata dan spesifik, dorongan yang spesifik dan menyebutkan kebaikan, fokus pada perkembangan bukan kesempurnaan, disampaikan dengan ketulusan, dengan emosi positif dan keikhlasan, serta memberikan respons dengan segera,” jelas Hidayatus.
Pengurus Yayasan Bina Insan Karakter Indonesia, Putra Aji Almujtahid, S.Pd., mengapresiasi pelatihan ini dan berharap para guru dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dalam pengasuhan siswa-siswinya. “Ke depan, supaya ada tindak lanjut dari program ini,” harapnya.
Lihat juga di jogjakeren.com